Rabu, 27 Juli 2011

lagu daerah


Anak kambing saya
mana dimana anak kambing saya
anak kambing tuan ada di pohon waru
mana dimana jantung hati saya
jantung hati tuan ada di kampung baru
caca marica he hei
caca marica he hei
caca marica ada di kampung baru
caca marica he hey
caca marica he hey
caca marica ada di kampung baru
soleram
Soleram
Soleram
Soleram
Anak yang manis
Anak manis janganlah dicium sayang
Kalau dicium merah lah pipinya
Satu dua
Tiga dan empat
Lima enam
Tujuh delapan
Kalau tuan dapat kawan baru sayang
Kawan lama ditinggalkan jangan
Yamko Rambe Yamko
Hee yamko rambe yamko aronawa kombe
Hee yamko rambe yamko aronawa kombe
Teemi nokibe kubano ko bombe ko
Yuma no bungo awe ade
Teemi nokibe kubano ko bombe ko
Yuma no bungo awe ade
Hongke hongke hongke riro
Hongke jombe jombe riro
Hongke hongke hongke riro
Hongke jombe jombe riro
Ampar ampar pisang
Ampar-ampar pisang
Pisangku balum masak
Masak sabigi, dihurung bari-bari 2x
Masak sabigi, dihurung bari-bari 2x
Manggalepak, manggalepok
Patah kayu bengkok
Bengkok dimakan api,
apinya kakurupan
Bengkok dimakan api,
apinya kakurupan
Nang mana batis kutung, dikitip bidawang 2x
Jari kaki sintak, dahuluakan masak 2x
Ampar-ampar pisang
Pisangku balum masak
Masak sabigi, dihurung bari-bari 2x
Masak sabigi, dihurung bari-bari 2x
Mangga ricak, mangga ricak
Patah kayu bengkok
Tanduk sapi, tanduk sapi, kulibir bawang 2x
Angn mamiri
Angin mamari ku pasang
Pitujui tongtongana
Tusarua takkan lupa
Eaule na mangu rangi
Tutenaya, tutenaya parisina
Batumi angin mamiri
Angin ngerang dingin-dingin
Nama lonta sari kuku
Eaule na mangu rangi
Matolorang, matolorang jenemato

Sabtu, 16 Juli 2011

asal usul pelangi

            Dahulu kala hiduplah seorang petani tua yang sudah lama istrinya meninggal dunia sekarang ia hidup bersama ke tujuh anaknya yaitu merah,jingga,kuning,hijau,biru,nila,dan ungu.
            Pada musim kemarau semua orang dikampung itu sangatlah susah mencari air untuk dimasak dan mencuci, begitu pula dengan ketujuh anak itu. Ia sangat susah mencari air.
            Disuatu hari si merah mendapatkan ide yaitu ia akan menangis bersama ke enam adiknya dengan serempak  lalu ia menaruh gelas dibawah matanya dan itu untuk diminum bersama ayah dan keenam adiknya.
            Lalu ia mengusulkan idenya yang tadi kepada adik-adiknya
Merah                          :“hai,… adik adiku kakak mendapat ide agar kita dapat minum”
Keenam adiknya         :“ya kak bagaimana ???”(tanya mereka dengan serempak)
Merah                          : “Begini….kita siapkan 7 buah gelas lalu kita menangis dengan serempak  setelah itu air mata kita yang mengalir itu kita taruh di gelas kita masing-masing dan air-air itu kita minum bersama ayah”
Jingga                          : “ya…! Kak aku setuju dengan ide kakak”
Kelima adiknya           : “ya kami juga setuju!!!!”
Merah                          : “nah kalau sudah semua setuju, Mari kita coba”
            Mereka mulai mencoba tanpa sebab ia menangis dengan serempak. Setelah merasakan cukup banyak mereka pun berhenti menangis tanpa hiburan apapun dan merka meninggal dunia dengan serempak.
            Sepulang dari sawah petani tua itu kecapekaan dan tertidur di dekat anak-anaknya yang sudah meninggal dunia dan setelah ia bangun ia membangunkan ketujuh anakya untuk shalat   ashar berjamaah mereka tak mau terbangun dan si petani tua itu sadar bahwa ketujuh anaknya telah meninggal dunia ia meihatnya dari matanya yang sudah membeku itu dan si petani pun teriak meminta tolong. Tolong….!tolong ……!tolong  dan semua warga pun berdatangan kerumahnya -dan si petani pun bercerita seperti halnya yang tadi dan warga pun memariksa anaknya dan memang betul mereka telah meninggal dunia
            Keesokkan harinya mereka pun di kubur satu per satu setelah pulang dari perkuburan si petani tua itu duduk termerung di teras rumahnya dan tiba-tiba turunlah hujan dan orang orang di kampong itu bersyukur atas turunya hujan dan si petani yang sedang bersedih itupun ikut bersyukur atas turunya hujan Dan tiba-tiba munculah warna merah,jingga,kuning,hijau,biru,nila,dan ungu.lalu si petani tua itu berkata dalam hatinya mengapa ya... warna yang muncul itu seperti warna nama anak saya ya......! 
"Itulah asal-usul terjadinya pelangi"

Jumat, 08 Juli 2011

Kera & Katak

Pada suatu hari si kera mengajak si katak untuk bermain hujan-hujanan. Tiba-tiba mereka melihat satu batang pohon pisang yang hanyut lalu mereka mengambilnya, mereka berjanji akan membagi dua batang pisang tersebut. Setelah merasa puasbermain hujan-hujanan mereka pulang dengan membawa bagian batang pisang mereka masing-masing. mereka berjanji akan menanamnya di dekat rumah mereka masing-masing.
si katak menanamnya didekat kolam sawah , sedangkan si kera menanamnya diatas ranting pohon tempat tinggalnya setelah beberapa hari si kera mendatangi si katak dan bertanya"Baru berapa buah pisang mu tak..........?"si katak menjawab "Barunya satu sisir ,!!kalau kamu............. ?" tanya sikatak kembali "Baru berapa buah pisang mu bertanya "Aku juga baru satu sisir!!!!!!!!!!! " padahal pohon pisang milik si kera sudah kering karena ia menanam pohon pisang diatas ranting pohon.
keesokan hari nya lagi si kera pergi kerumah sikatak ia akan menanyakan lagi tentang buah pisang milik si katak.
"Baru berapa buah pisang mu tak..........?"Tanya si kera
  si katak menjawab "Barunya tiga sisir,!!!kalau kamu............. ?" tanya sikatak kepada sikera
"Aku juga baru tiga sisir,!!jawabnya,,
Bahkan  ia telah membohongi sahabatnya ia mengira pohon pisangnya tumbuh subur seperti milikk sahabatnya si katak,, bahkan pohon pisang miliknya sudah kering..
Makin lama buah pisang milik si katak makin banyak. Ia berjanji dalam hati akan mengajak para sahabat lainnya untuk pesta makan buah pisang didekat pohon pisang tersebut lalu si katak memanggil si kera sahabat sejatinya untuk di ambilkanya semua buah pisang yang ada diatas pohon pisangnya. Si katak berjanji akan membagi dua buah pisang tersebut.
Dengan senang hatinya si kera langsung lari menaiki pohon pisang milik si katak dengan “hati jahat” artinya ia akan menghabiskan semua buah pisang yang ada disana.
Setelah beberapa lama si katak memanggil si kera untuk diturukan buah pisangnya Namun si kera pun tidak menyahut karena ia sedang melahap semua pisang yang ada di sana disaat ia sudah kenyang ia pun tertidur diatas pohon pisang milik sahabat sejatinya
Sebangun dari tidurnya si kera pun kesakitan perut dan terjatuh dan si kera pun meninggal dunia.
“Inilah penyebab inkar janji kepada sahabat sejati”